Pengawetan Pangan dengan Suhu Tinggi
Halo teman-teman semua.. apa kabar kalian hari ini? Semoga kabar kalian semua baik-baik saja yaa.. Oh iya teman-teman semua, pada kali ini akan membahas tentang pengawetan pangan dengan suhu tinggi. Kalian semua tahu tidak pengawetan dengan suhu tinggi apa saja yang dapat dilakukan pada pangan? Biar kalian semua tahu dan wawasan teman-teman semua semakin bertambah yuks lansung aja baca artikel dibawah ini.
CARA-CARA PENGAWETAN DENGAN PANAS
Pada pengawetan dengan suhu tinggi (Panas) terdapat dua faktor yang harus diperhatikan yaitu:
1. Jumlah panas yang diberikan harus cukup untuk mematikan mikroba pembusuk dan mikroba patogen. Karena jika suhu yang digunakan tidak sesuai maka mikroba akan tetap berada pada bahan tersebut.
2. Jumlah panas yang diberika tidak boleh menyebabkan penurunan gizi dan cita rasa makanan. Jadi penggunaan suhu itu sangat penting, sebelum melakukan pengawetan dengan suhu tinggi kita harus mengetahui berapa suhu yang harus digunakan karena setiap perlakuan membutuhkan suhu yang berbeda-beda tergantung perlakuan itu sendiri.
Dalam proses pemanasan ada hubungan antara panas dan watu. Jika kita menggunakan suhu tinggi maka waktu pemanasan yang dibutukan sedikit tetapi, jika suhu yang kita gunakan itu rendah maka waktu pemanasan yang dibutukan akan lama.
1. Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses membebaskan suatu bahan dari semua mikroba. Pada saat dilakukan pemanasan terkadang tidak semua mikroba terbunuh, tetapi masih terdapat beberapa spora bakteri yang relatif tahan terhadap panas. Maka sterilisasi pada umumnya menggunakan suhu 121 derajat C selama 15 menit. Ini berarti bahwa setiap partikel dari makanan tersebut harus menerima jumlah panas yang sama. Pada proses sterilisasi kemungkinan yang dapat terjadi adalah beberapa perubahan terhadap masakan yang dapat menyebabkan mutu dari makanan tersebut menjadi menurun. Oleh karena itu penggunaan suhu yang tepat sangat penting untuk mencegah terjadinya perubahan yang tidak diinginkan pada produk pangan tersebut.
Sterilisasi komersil adalah sterilisasi yang pada umumnya digunakan pada produk makan yang berkaleng dan minuman dalam kemasan botol. Makanan yang steril secara komersil berarti semua mikroba yang ada pada produk yang dapat menyebabkan penyakit dan bersifat beracun telah hilang begitu juga mikroba pembusuk. Namun masih memungkinkan untuk adanya mikroba pada produk tersebut tetapi diluar perhatian kita. Makanan kaleng yang dilakukan sterilisasi secara komersil dapat bertahan sampai setengah tahun atau bahkan lebih.
Baca juga : Tujuan dan prinsip pengasapan ikan
2. Pasteurisasi
Pasteurisasi adalah pemberian suhu panas pada suatu produk namun suhu yang diberikan lebih rendah dari suhu sterilisasi dan suhu yang digunakan biasanya berada dibawah suhu titih didih air yaitu dibawah 100 derajat C. Perlakuan panas menggunakan pasteurisasi biasanya digunakan pada produk susu. Pada pemanasan dengan perlakuan pasteurisasi, mikroba tidak semuanya mati, terdapat beberapa mikroba yang masih hidup. Oleh karena itu pemanasan dengan perlakuan pasteurisasi tidak dapat menyebabkan penyakit tetapi hanya saja masa simpan dari produk pasteurisasi memiliki masa simpan yang terbatas. Produk pasteurisasi biasanya juga diserta dengan perlakuan pengawetan lainnya, misalnya saja penyimpanan dingin. Susu yang disimpan pada suhu dingin dapat bertaha selama satu minggu namun jika disimpan pada suhu ruang maka susu dapat membusuk pada hari 1 atau hari ke 2. Umumnya suhu yang digunakan untuk pasteurisasi adalah 63 derajat C selama 30 menit. Pasteurisasi juga dapat dilakukan dengan cepat (HTST) yaitu pada suhu 72 derajat C selama 15 detik.
Baca juga : Prinsip pengolahan surimi dan faktor yang mempengaruhi mutu surimi
3. Blanching
Blanching adalah proses pemanasan pendahuluan yang diberikan kepada suatu produk. Pada umumnya adalah buah ataupun sayur. Tujuan dari blanching adalah menginaktifkan enzim yang ada pada bahan pangan tersebut. Enzim-enzim tersebut enzim katalase dan enzim peroksidase yang merupakan enzim tahan terhadap suhu panas yang ada pada sayuran.
Blanching dilakukan jika suatu produk pangan akan dibekukan karena pada proses pembekuan tidak dapat menginaktifkan enzim secara sempurna yang ada pada bahan pangan. Blanching biasanya menggunakan suhu 82-93 derajat C selama 3-5 menit.
Demikian artikel tentang pengawetan pada pangan yang menggunkan suhu tinggi. semoga artikel ini dapat membantu teman-teman semua yaaa... jangan lupa selalu kunjungi blog ini. jika ada saran atau tambahan bisa komen dikolom komentar dibawah artikel ini yaaa
Terima kasih...
CARA-CARA PENGAWETAN DENGAN PANAS
Pada pengawetan dengan suhu tinggi (Panas) terdapat dua faktor yang harus diperhatikan yaitu:
1. Jumlah panas yang diberikan harus cukup untuk mematikan mikroba pembusuk dan mikroba patogen. Karena jika suhu yang digunakan tidak sesuai maka mikroba akan tetap berada pada bahan tersebut.
2. Jumlah panas yang diberika tidak boleh menyebabkan penurunan gizi dan cita rasa makanan. Jadi penggunaan suhu itu sangat penting, sebelum melakukan pengawetan dengan suhu tinggi kita harus mengetahui berapa suhu yang harus digunakan karena setiap perlakuan membutuhkan suhu yang berbeda-beda tergantung perlakuan itu sendiri.
Dalam proses pemanasan ada hubungan antara panas dan watu. Jika kita menggunakan suhu tinggi maka waktu pemanasan yang dibutukan sedikit tetapi, jika suhu yang kita gunakan itu rendah maka waktu pemanasan yang dibutukan akan lama.
1. Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses membebaskan suatu bahan dari semua mikroba. Pada saat dilakukan pemanasan terkadang tidak semua mikroba terbunuh, tetapi masih terdapat beberapa spora bakteri yang relatif tahan terhadap panas. Maka sterilisasi pada umumnya menggunakan suhu 121 derajat C selama 15 menit. Ini berarti bahwa setiap partikel dari makanan tersebut harus menerima jumlah panas yang sama. Pada proses sterilisasi kemungkinan yang dapat terjadi adalah beberapa perubahan terhadap masakan yang dapat menyebabkan mutu dari makanan tersebut menjadi menurun. Oleh karena itu penggunaan suhu yang tepat sangat penting untuk mencegah terjadinya perubahan yang tidak diinginkan pada produk pangan tersebut.
Sterilisasi komersil adalah sterilisasi yang pada umumnya digunakan pada produk makan yang berkaleng dan minuman dalam kemasan botol. Makanan yang steril secara komersil berarti semua mikroba yang ada pada produk yang dapat menyebabkan penyakit dan bersifat beracun telah hilang begitu juga mikroba pembusuk. Namun masih memungkinkan untuk adanya mikroba pada produk tersebut tetapi diluar perhatian kita. Makanan kaleng yang dilakukan sterilisasi secara komersil dapat bertahan sampai setengah tahun atau bahkan lebih.
Baca juga : Tujuan dan prinsip pengasapan ikan
2. Pasteurisasi
Pasteurisasi adalah pemberian suhu panas pada suatu produk namun suhu yang diberikan lebih rendah dari suhu sterilisasi dan suhu yang digunakan biasanya berada dibawah suhu titih didih air yaitu dibawah 100 derajat C. Perlakuan panas menggunakan pasteurisasi biasanya digunakan pada produk susu. Pada pemanasan dengan perlakuan pasteurisasi, mikroba tidak semuanya mati, terdapat beberapa mikroba yang masih hidup. Oleh karena itu pemanasan dengan perlakuan pasteurisasi tidak dapat menyebabkan penyakit tetapi hanya saja masa simpan dari produk pasteurisasi memiliki masa simpan yang terbatas. Produk pasteurisasi biasanya juga diserta dengan perlakuan pengawetan lainnya, misalnya saja penyimpanan dingin. Susu yang disimpan pada suhu dingin dapat bertaha selama satu minggu namun jika disimpan pada suhu ruang maka susu dapat membusuk pada hari 1 atau hari ke 2. Umumnya suhu yang digunakan untuk pasteurisasi adalah 63 derajat C selama 30 menit. Pasteurisasi juga dapat dilakukan dengan cepat (HTST) yaitu pada suhu 72 derajat C selama 15 detik.
Baca juga : Prinsip pengolahan surimi dan faktor yang mempengaruhi mutu surimi
3. Blanching
Blanching adalah proses pemanasan pendahuluan yang diberikan kepada suatu produk. Pada umumnya adalah buah ataupun sayur. Tujuan dari blanching adalah menginaktifkan enzim yang ada pada bahan pangan tersebut. Enzim-enzim tersebut enzim katalase dan enzim peroksidase yang merupakan enzim tahan terhadap suhu panas yang ada pada sayuran.
Blanching dilakukan jika suatu produk pangan akan dibekukan karena pada proses pembekuan tidak dapat menginaktifkan enzim secara sempurna yang ada pada bahan pangan. Blanching biasanya menggunakan suhu 82-93 derajat C selama 3-5 menit.
Demikian artikel tentang pengawetan pada pangan yang menggunkan suhu tinggi. semoga artikel ini dapat membantu teman-teman semua yaaa... jangan lupa selalu kunjungi blog ini. jika ada saran atau tambahan bisa komen dikolom komentar dibawah artikel ini yaaa
Terima kasih...
Numpang promo ya Admin^^
ReplyDeleteingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat
ayo segera bergabung dengan kami di ionpk.biz ^_$
add Whatshapp : +85515373217 || ditunggu ya^^